THINKING STRAIGHT
Tidak terlalu banyak band hardcore/punk Indonesia yang masih survive
dan konsisten di jalurnya sejak pertengahan tahun ‘ 90-an. Thinking
Straight adalah salah satu yang bukan hanya survive, namun kini semakin
kuat. De-ngan senjata. sebuah album baru seperti The Opposite of
Ordinary, mereka semakin tajam menyuarakan pola pikir mereka terhadap
faham Straight Edge yang mereka anut. Yang menarik adalah cara mereka
memainkan musik hardcore. Pada awal kemuncul- annya, Thinking Straight
terpengaruh oleh gaya bermusik band-band hardcore klasik tahun 88
seperti Youth of Today, namun kini tembang seperti “Song #1” atau “Oath
That Sets Me Free” mulai menunjukkan pengaruh dari band old school metal
seperti Metallica
era Kill ‘ em All, namun dipadu sedemikian rupa hingga membidani
sesuatu yang unik dan tetap cepat, brutal dan sangar. Dalam divisi
penulisan lirik, Thinking Straight masih membahas tema-tema di spektrum
lingkungan terdekat, polemik di skena, komitmen terhadap pola hidup yang
mereka pilih, keluarga dan teman, serta rasa bersyukur pernah menemukan
band seperti Youth of Today di masa lampau. Cara mengeksekusi tembang
terasa persis seperti apa yang dikatakan Keith Morris (Black Flag/Circle
Jerks) di film dokumenter American Hardcore, “Potong bridge jadi
setengah, tidak usah pakai intro, tidak usah pakai outro, langsung
saja,” dalam artian semua lagu rata-rata berdurasi singkat namun tepat
sasaran dan efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar